Info Contents
Sodium lauryl sulfate diklaim sebagai bahan yang kontroversial. Ini karena manfaat penggunaan sodium lauryl sulfate dalam skincare belum terlalu jelas. Jadi, tidak heran jika beberapa kalangan memilih untuk tidak menggunakannya.
Meski begitu, apakah sodium lauryl sulfate benar-benar tidak punya manfaat bagi kulit? Untuk menjawab pertanyaan di atas, rankbae bisa menyimak penjelasannya berikut ini.
Fakta Sodium Lauryl Sulfate
- JENIS BAHAN: Surfaktan (foaming agent)
- MANFAAT UTAMA: Menghasilkan busa, membersihkan kulit secara mendalam, dan berperan sebagai pengemulsi.
- SIAPA YANG HARUS MENGGUNAKAN: Siapa pun bisa menggunakannya asalkan tidak memiliki alergi terhadap sodium lauryl sulfate.
- PANDUAN PENGGUNAAN: Sodium lauryl sulfate dapat digunakan setiap hari, asalkan rankbae hanya mengoleskannya ke area kulit yang terpapar bakteri dan diamkan selama beberapa waktu.
- COCOK DIKOMBINASIKAN DENGAN: Sodium lauryl sulfate cocok dikombinasikan dengan bahan-bahan pelembab untuk melawan efek kering yang diberikan oleh sodium lauryl sulfate.
- TIDAK COCOK DIKOMBINASIKAN DENGAN: Bahan ini tidak cocok jika digabungkan dengan eksfoliator fisik dan kimiawi, karena dapat mengiritasi kulit lebih parah.
Apa Itu Sodium Lauryl Sulfate?
Sodium lauryl sulfate adalah surfaktan yang memiliki banyak fungsi berbeda, salah satunya yaitu berperan sebagai agen pembersih dalam perawatan kulit. Lebih detail lagi, sodium lauryl sulfate sejenis dengan sulfat yang dihasilkan dari minyak kelapa, minyak sawit, atau minyak bumi.
Dokter kulit Debra Jaliman mendeskripsikan sodium lauryl sulfate berbentuk bubuk seperti kristal dan paling sering ditemukan pada sabun, pembersih, makeup remover, pasta gigi, dan sampo. Sebagai zat yang dapat membuat produk berbusa, bahan ini turut membantu produk agar bisa membersihkan kulit lebih baik dan lebih menyeluruh.
Manfaat Sodium Lauryl Sulfate
Sebagai bahan yang murah, tidak heran jika sodium lauryl sulfate banyak dimanfaatkan oleh berbagai macam produk. Terkait manfaatnya, berikut sejumlah peran yang ditawarkan oleh sodium lauryl sulfate:
- Penghasil busa
Beberapa orang mungkin menyukai produk yang memiliki banyak busa. Kalau rankbae salah satunya, coba cari produk yang mengandung sodium lauryl sulfate di dalamnya. Di sisi lain, Rachel Nazarian selaku dokter kulit mengatakan busa juga bisa membantu membersihkan area dengan menarik minyak. - Membersihkan kulit secara menyeluruh
Nazarian mengatakan kalau kemampuan sodium lauryl sulfate dalam membersihkan minyak, membuatnya seolah mampu membersihkan kulit secara menyeluruh. Apalagi, bahan ini juga membuat produk menghasilkan busa yang lebih banyak. - Menghapus riasan
Jika rankbae memakai banyak riasan berbahan dasar minyak, Nazarian merekomendasikan untuk menemukan pembersih berbusa yang bisa menghapus riasan dan menghilangkan minyak yang melekat di kulit dengan lebih efektif. - Mengemulsi
Menurut Jaliman, bahan ini dapat membantu mengikat dua bahan yang saling bertolakan agar bisa menjadi satu, seperti minyak dan air. Selanjutnya, sodium lauryl sulfate pun mampu mencegah bahan-bahan dalam formula produk agar tidak saling terpisah. - Dapat melawan bakteri
Jaliman mengatakan bahwa sodium lauryl sulfate juga memiliki beberapa sifat antibak-teri dan anti-mikroba.
Sodium Lauryl Sulfate Vs. Sodium Laureth Sulfate
Sodium lauryl sulfate dan sodium laureth sulfate adalah dua jenis sulfat yang sering ditemukan pada produk kecantikan. Meskipun namanya terdengar mirip dan sama-sama menghasilkan busa, faktanya dua bahan tersebut memiliki peran yang berbeda.
Victoria Fu selaku ahli kimia menjelaskan kalau sodium lauryl sulfate mampu mengikat protein yang ada di permukaan kulit lebih baik daripada sodium laureth sulfate. Hanya saja, sodium lauryl sulfate lebih berpotensi mengiritasi sehingga sodium laureth sulfate bisa menjadi alternatif yang lebih baik daripada sodium lauryl sulfate.
Efek Samping Sodium Lauryl Sulfate
Nazarian mengatakan bahwa sodium lauryl sulfate bisa menyebabkan iritasi, walaupun pada dasarnya bahan ini cukup aman bagi sebagian besar orang. Pada produk yang pemakaian akhirnya tidak perlu dibilas, sodium lauryl sulfate bisa meninggalkan residu yang dapat menyebabkan iritasi.
Sementara itu, menurut Gloria Lu selaku ahli kimia, potensi iritasi yang disebabkan oleh sodium lauryl sulfate bergantung pada jumlah konsentrasi pemakaiannya. Semakin besar konsentrasinya, semakin tinggi pula potensi iritasinya.
Nazarian dan Jaliman sama-sama menyarankan untuk siapa pun yang memiliki alergi atau kulit sensitif seperti eksim sebaiknya menghindari penggunaan sodium lauryl sulfate. Selain kedua kondisi tadi, siapa saja bisa menggunakan sodium lauryl sulfate kalau mau.
Mengenai potensi alergi, Nazarian mengatakan bahwa sodium lauryl sulfate cenderung mengiritasi daripada menyebabkan alergi. Oleh karena itu, pengguna hanya perlu tahu panduan penggunaan yang tepat agar bisa menghindari efek samping.
Cara Menggunakan Sodium Lauryl Sulfate
Buat rankbae yang tidak punya alergi, tidak berkulit sensitif, dan menyukai produk yang berbusa, maka bisa menggunakan sodium lauryl sulfate. Inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan efek samping.
Jika rankbae hendak menggunakan pembersih sodium lauryl sulfate, pertama-tama basahi kulit, karena penggunaan sodium lauryl sulfate pada kulit kering bisa meningkatkan risiko iritasi. Kalau mau, rankbae bisa menggunakan air hangat sebagai campuran.
Setelah itu, oleskan dan gunakan pembersih tersebut, kemudian bilas dengan air bersih. Membiarkan sodium lauryl sulfate terlalu lama melekat pada kulit bukanlah ide cemerlang, sebab bisa memicu alergi.
Nazarian merekomendasikan untuk menggunakan sodium lauryl sulfate pada area kulit yang terpapar bakteri dan benar-benar perlu dibersihkan. Namun, sebenarnya rankbae juga bisa menggunakan produk sodium lauryl sulfate saat mandi dan setiap hari.
Nazarian juga menyarankan agar tidak menggunakan bahan ini pada area wajah dan sebaiknya memilih bahan-bahan yang lembut serta tidak mengiritasi. Terakhir, sodium lauryl sulfate termasuk bahan yang mampu membuat kulit kering dan iritasi. Oleh karena itu, gunakan pelembap setelah menggunakan sodium lauryl sulfate.
Pada intinya, selama sodium lauryl sulfate digunakan dengan cara yang benar, bahan ini bisa memberikan manfaat seperti penjelasan di atas.
- Bagaimana sodium lauryl sulfate bekerja ?
Sodium lauryl sulfate adalah surfaktan yang memiliki banyak fungsi berbeda, salah satunya yaitu berperan sebagai agen pembersih dalam perawatan kulit. Lebih detail lagi, sodium lauryl sulfate sejenis dengan sulfat yang dihasilkan dari minyak kelapa, minyak sawit, atau minyak bumi. - Apa perbedaan antara sodium lauryl sulfate dengan sodium laureth sulfate?
Meskipun namanya terdengar mirip dan sama-sama menghasilkan busa, faktanya dua bahan tersebut memiliki peran yang berbeda. Victoria Fu selaku ahli kimia menjelaskan kalau sodium lauryl sulfate mampu mengikat protein yang ada di permukaan kulit lebih baik daripada sodium laureth sulfate. Hanya saja, sodium lauryl sulfate lebih berpotensi mengiritasi sehingga sodium laureth sulfate bisa menjadi alternatif yang lebih baik daripada sodium lauryl sulfate. - Apakah sodium lauryl sulfate bahaya bagi kulit?
Nazarian mengatakan bahwa sodium lauryl sulfate bisa menyebabkan iritasi, walaupun pada dasarnya bahan ini cukup aman bagi sebagian besar orang. Pada produk yang pemakaian akhirnya tidak perlu dibilas, sodium lauryl sulfate bisa meninggalkan residu yang dapat menyebabkan iritasi.